Integrasi Hukum Adat dalam Sistem Hukum Agraria Nasional: Tantangan dan Solusi dalam Pengakuan Hak Ulayat

Authors

  • Ikhsan Lubis Lecturer of the Legal Studies, Universitas Medan Area, Medan
  • Taufik Siregar Lecturer of the Legal Studies, Universitas Medan Area, Medan
  • Duma Indah Sari Lubis Lecturer at Faculty of Law, Universitas Prima Indonesia, Medan
  • Rodiatun Adawiyah Lecturer at Faculty of Law, Universitas Prima Indonesia, Medan
  • Andi Hakim Lubis Students of The University of North Sumatra

DOI:

https://doi.org/10.31292/jta.v8i2.401

Keywords:

Hukum Agraria, Hukum Adat, Masyarakat Adat, Integrasi, Hak Ulayat

Abstract

The recognition of indigenous community rights, particularly ulayat rights, within Indonesia’s national agrarian legal system faces significant regulatory and practical challenges. Although Article 18B(2) of the 1945 Constitution and the Basic Agrarian Law (UUPA) acknowledge ulayat rights, the lack of clear technical regulations creates legal uncertainty and frequently sparks agrarian conflicts between indigenous communities, the government, and private entities. This study aims to analyze the recognition of ulayat rights and the challenges of integrating customary law into the national agrarian legal framework. Utilizing a normative juridical method, this research examines relevant regulations and legal literature to identify regulatory gaps and propose ideal solutions for ulayat rights protection. The research results indicate that the absence of clear verification and registration mechanisms has hindered the protection of ulayat rights, caused legal uncertainty, and triggered agrarian conflicts, as seen in the case of Pulau Rempang. To deal with these problems, this research suggests creating a separate, open, and honest body to check ulayat rights along with a computerized system for registering these rights that takes into account local knowledge.

 

Pengakuan hak ulayat masyarakat adat dalam sistem hukum agraria nasional menghadapi tantangan signifikan, baik dari sisi regulasi maupun implementasi. Meskipun Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 dan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) mengakui hak ulayat, ketiadaan peraturan teknis yang jelas menyebabkan ketidakpastian hukum dan sering memicu konflik agraria antara masyarakat adat, pemerintah, dan pihak swasta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk pengakuan hak ulayat dan tantangan integrasi hukum adat dalam hukum agraria nasional. Menggunakan metode yuridis normatif, penelitian ini mengkaji peraturan yang berlaku dan literatur hukum untuk mengidentifikasi kesenjangan regulasi serta solusi ideal untuk perlindungan hak ulayat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiadaan mekanisme verifikasi dan registrasi yang jelas telah menghambat perlindungan hak ulayat, menyebabkan ketidakpastian hukum, dan memicu konflik agraria, seperti yang terlihat dalam kasus Pulau Rempang. Untuk mengatasi tantangan ini, penelitian ini mengusulkan pembentukan badan independen untuk verifikasi hak ulayat yang bekerja secara transparan, serta sistem pendaftaran hak ulayat berbasis digital yang responsif terhadap kearifan lokal.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aditya Ardiansyah & Izzatusholekha. (2024). Urgensi Partisipasi Masyarakat Dalam Pembentukan Rancangan Undang-Undang Masyarkat Hukum Adat. JOURNAL OF ADMINISTRATIVE AND SOCIAL SCIENCE, 5(1), 253–262. https://doi.org/10.55606/jass.v5i1.1066

Aisha Nurul Fadilla, Defa An Nuur Kusumajakti, & Rangga Maulana Fauzi. (2024). Analisis Pengaturan Living Law dalam RUU KUHP yang Dituangkan pada Peraturan Daerah Ditinjau Berdasarkan Konstitusi. Jurist-Diction, 7(2), 223–244. https://doi.org/10.20473/jd.v7i2.56121

Apriani, D., & Bur, A. (2020). Kepastian Hukum Dan Perlindungan Hukum Dalam Sistem Publikasi Pendaftaran Tanah Di Indonesia. Jurnal Bina Mulia Hukum, 5(2), 220–239. https://doi.org/10.23920/jbmh.v5i2.11

Arrasid, S. E. (2018). Eksistensi Hak Ulayat Masyarakat Adat Dalam Undang- Undang Pokok Agraria. Ipmhi Law Journal, 1(1), 80–90.

Asriwijaya, D. R. K., & Astariani, N. L. G. (2024). Pengakuan Dan Perlindungan Hak Ulayat Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja. 12(8), 1965–1978. https://doi.org/10.24843/KS.2024.v12.i08.p22

Atqiya, A. N., Nasoha, A. M. M., Isti’anah, L., Urroozanah, A. A., & Latifa, N. K. C. (2024). Tunas agraria: Implikasi kewarganegaraan terhadap hak kepemilikan tanah dalam hukum agraria Indonesia. Terang: Jurnal Kajian Ilmu Sosial, Politik dan Hukum, 1(4), 118-127. https://doi.org/10.62383/terang.v1i4.618

Barora, S. (2020). Perlindungan Masyarakat Hukum Adat dalam Konstitusi sebagai Perwujudan Asas Equality Before The Law. de Jure Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, 1(2), 153. https://doi.org/10.33387/dejure.v1i2.2022

Bayo, R., Wijaya, A. U., & Hadi, F. (2023). Pengakuan Masyarakat Adat Dalam Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia. Jurnal Ilmu Hukum Wijaya Putra, 1(1), 1–11. https://doi.org/10.38156/jihwp.v1i1.87

Dona, L. M., & Martanti, Y. (2016). Perlindungan Hukum Terhadap Hak Ulayat: Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu. Jurnal Nuansa Kenotariatan, 1(2), 65–78. https://dx.doi.org/10.31479/jnk.v1i2.154

Dwi Rahayu, T., Pujiwati, Y., & Rubiati, B. (2023). Kepastian Hukum Kepemilikan Hak Atas Tanah Setelah Mengalami Likuifaksi Tanah: Legal Certainty of Ownership of Land Rights After Experiencing Land Liquefaction. LITRA: Jurnal Hukum Lingkungan, Tata Ruang, dan Agraria, 2(2), 250–266. https://doi.org/10.23920/litra.v2i2.1315

Earlene, F., & Sitabuana, T. H. (2024). Tanggung jawab negara terhadap hak masyarakat hukum adat di Pulau Rempang dalam perspektif HAM. Tunas Agraria, 7(2), 144-161. https://doi.org/10.31292/jta.v7i2.301

Gunawan, A., Rohmatilah, R., Hartanty, A. N., Novaryana, R., Prasasti, L. D., & Rahman, A. (2024). Integrasi Hukum Adat dan Hukum Negara di Indonesia: Perspektif Mazhab Sejarah Hukum dalam Konteks Sosial Legal Pada Pembangunan Ibu Kota Nusantara IKN. UNES Law Review, 6(4), 11268–11277. https://doi.org/10.31933/unesrev.v6i4

Guntur, I. G. N. (2023). Ragam pengakuan formal terhadap penguasaan tanah adat di Indonesia. Tunas Agraria, 6(2), 93-109. https://doi.org/10.31292/jta.v6i2.215

Hardiyan, S. (2023). Perspektif Hukum dalam Keterbukaan, Transparansi, Proporsional, dan Penegakan Hukum pada Kontrak Pengadaan Barang dan jasa Pemerintah. Perspektif Hukum, 262–283. https://doi.org/10.30649/ph.v23i2.260

Harniwati, H. (2024). Hukum Adat di Era Modernisasi. Journal of Global Legal Review, 2(1), 41–52. https://doi.org/10.59963/jglegar.v2i1.328

Jaya, A. H. (2022). Pengakuan Hukum Terhadap Hak Ulayat Masyarakat Adat Rakyat Penunggu Kampong Secanggang Kabupaten Langkat. Indonesia Journal of Business Law, 1(2), 42–57. https://doi.org/10.47709/ijbl.v1i2.1864

Lakburlawal, M. A., & Matuankotta, J. K. (2023). Pengakuan Hak Ulayat Laut Menurut Hukum Agraria. BAMETI Customary Law Review, 1(2), 94–104. https://doi.org/10.47268/bameti.v1i2.11253

Marbun, M. (2021). Kedudukan Hukum Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat Dihubungkan Dengan Otonomi Daerah (studi Di Kecamatan Harian Kabupaten Samosir). Jurnal Darma Agung, 29(2), 125. https://doi.org/10.46930/ojsuda.v29i1.940

Marzuki, S. (2017). Hukum Hak Asasi Manusia. Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia.

Nasir, G. A., Dimyati, K., & Absori, A. (2019). Jaminan Hukum atas Pengakuan dan Eksistensi Hak Ulayat pada Masyarakat Hukum Adat. Lex Publica, 6(1), 32–40. https://doi.org/10.58829/lp.6.1.2019.32-40

Rahmadi, A. (2022). Urgensi Penetapan Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat Terkait Kebijakan Pelayanan Pertanahan Di Papua. Tunas Agraria, 5(1), 17–32. https://doi.org/10.31292/jta.v5i1.170

Rona, W. (2023). Perlindungan Hukum Terhadap Hak Ulayat Masyarakat Adat Baduy Ditinjau dari Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 32 Tahun 2001 Tentang Perlindungan Atas Hak Ulayat Masyarakat Baduy. Prosiding Seminar Nasional Komunikasi, Administrasi Negara dan Hukum, 1(1), 215–220. https://doi.org/10.30656/senaskah.v1i1.27

Rubiati, B. (2024). The existence and protection of ulayat rights in indigenous communities within the framework of positive law in Indonesia. Jurnal Poros Hukum Padjadjaran, 5(2), 320–320. https://doi.org/10.23920/jphp.v5i2.1450

Safiuddin, S. (2018). Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat dan Hak Menguasai Negara di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Mimbar Hukum - Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 30(1), 63. https://doi.org/10.22146/jmh.16681

Salam, S., Suhartono, R. M., & Nurcahyo, E. (2020). Pengakuan Hak Atas Tanah Ulayat Masyarakat Hukum Adat di Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja: Perspektif Teori Hukum Kritis. Jurnal Interpretasi Hukum, 4(3), 721–732. https://doi.org/10.55637/juinhum.5.1.7166.721-732

Siregar, T., & Siregar, F. Y. D. (2022). Eksistensi Penyelesaian Sengketa Masyarakat Hukum Adat dalam Pencegahan Perusakan Kawasan Hutan. Jurnal Ilmiah Penegakan Hukum, 9(2), 170–177. https://doi.org/10.31289/jiph.v9i2.7342

Subandi, P. (2018). Kedudukan Hak Pengelolaan Atas Tanah Menurut Pasal 33 Ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945. Jurnal Yure Humano, 2(2), 38–59.

Suharyono, S., Hayatuddin, K., & Is, M. S. (2022). Perlindungan Hukum Hak Asasi Manusia dalam Memperoleh Hak Atas Tanah di Indonesia. Jurnal HAM, 13(1), 15. https://doi.org/10.30641/ham.2022.13.15-28

Sukiron. (2018). Politik Hukum Pengakuan Hak Ulayat. Kencana.

Wahyuningsih, A. (2022). Pencegahan Konflik Agraria dalam Proses Pembangunan Ibu Kota Negara: Pengadaan Tanah Berkeadilan. Jurnal Lex Renaissance, 7(4), 675–690. https://doi.org/10.20885/JLR.vol7.iss4.art1

Wahyuningsih, Y. Y. (2020). Sosialisasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria di Desa Baros Kecamatan Baros Kabupaten Serang Pada Bulan Mei 2020. Jurnal Pengabdian Nasional, 3(1), 287–292.

Wibowo, A., & Mariyam, S. (2021). Kontekstualisasi Hukum Agraria Dibidang Pertanahan Setelah Otonomi Daerah di Indonesia. Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 3(3), 396–406. https://doi.org/10.14710/jphi.v3i3.396-406

Downloads

Published

2025-05-02

How to Cite

Lubis, I., Siregar, T., Lubis, D. I. S., Adawiyah, R., & Lubis, A. H. (2025). Integrasi Hukum Adat dalam Sistem Hukum Agraria Nasional: Tantangan dan Solusi dalam Pengakuan Hak Ulayat. Tunas Agraria, 8(2), 143–158. https://doi.org/10.31292/jta.v8i2.401