Kontradiksi Hak Komunal dan Hak Ulayat dalam Hukum Pertanahan Indonesia: Tinjauan Yurisprudensi dan Regulasi Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.31292/jta.v8i3.483Keywords:
Hukum Adat, Hak Ulayat, Hak Komunal, Hukum Agraria, RUU PertanahanAbstract
This research analyzes the juridical dialectic between customary law (hukum adat) and national land law in Indonesia, examining the contradictions in the Supreme Court's jurisprudence on customary land rights (hak ulayat) and the conceptual shift towards communal rights (hak komunal) in legislative reforms. Utilizing a normative juridical approach, this study compares legal texts and analyzes court decisions to map the tensions between substantive recognition and legal formalism. The findings reveal that the jurisprudence of the Supreme Court is ambivalent: progressive in adat family law, yet highly formalistic in land disputes, where state-issued formal titles consistently override the historical claims of indigenous communities. Meanwhile, the legislative shift to the "communal rights" concept is identified as a pragmatic attempt to provide legal certainty, but it risks reducing the complex, sovereign hak ulayat to a narrow, collective private property right, thereby erasing customary governance authority. The study concludes that neither the judicial nor the legislative pathway has successfully resolved this legal dualism; instead, they perpetuate it in new forms. The result necessitates a paradigm shift towards a more substantive recognition of customary law within the national legal framework to achieve genuine agrarian justice.
Penelitian ini menganalisis dialektika yuridis antara hukum adat dan hukum pertanahan nasional di Indonesia, dengan mengkaji kontradiksi dalam yurisprudensi Mahkamah Agung mengenai hak ulayat dan pergeseran konseptual menuju hak komunal dalam reformasi legislatif. Dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif, penelitian ini membandingkan teks hukum dan menganalisis putusan-putusan pengadilan untuk memetakan ketegangan antara pengakuan substantif dan formalitas hukum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yurisprudensi Mahkamah Agung bersifat ambivalen: progresif dalam hukum keluarga adat, namun sangat formalistik dalam sengketa pertanahan, di mana bukti kepemilikan formal negara seringkali mengalahkan klaim historis masyarakat adat. Sementara itu, pergeseran legislatif ke konsep "hak komunal" merupakan upaya pragmatis untuk memberikan kepastian hukum, namun berisiko mereduksi hak ulayat yang kompleks dan berdaulat menjadi sekadar hak milik kolektif yang sempit, sehingga menghilangkan kewenangan tata kelola adat. Disimpulkan bahwa baik jalur yudisial maupun legislatif belum berhasil menyelesaikan dualisme hukum ini, dan justru melanggengkannya dalam format baru. Hal ini menuntut adanya perubahan paradigma menuju pengakuan yang lebih substantif terhadap hukum adat dalam kerangka hukum nasional untuk mencapai keadilan agraria yang sejati.
Downloads
References
Amaliyah, A., Ma’ruf, M. A., Sary, N., & Bitu, S. G. (2021). Reforma Agraria Dan Penanganan Sengketa Tanah. HERMENEUTIKA : Jurnal Ilmu Hukum, 5(1). https://doi.org/10.33603/hermeneutika.v5i1.4892
AMAN. (2024). Catatan Akhir Tahun 2023 Aliansi Masyarakat Adat Nusantara. 1–31.
Ardhana, I. K., & Puspitasari, N. W. R. N. (2023). Adat Law, Ethics, and Human Rights in Modern Indonesia. Religions, 14(4), 1–10. https://doi.org/10.3390/rel14040443
Arisaputra, M. I. (2016). Access Reform Dalam Kerangka Reforma Agraria Untuk Mewujudkan Keadilan Sosial. Perspektif, 21(2), 83. https://doi.org/10.30742/perspektif.v21i2.188
Arizona, Y. (2016). Permudah Pendaftaran Hak Komunal Masyarakat Adat Atas Tanah. Policy Brief, 5, 8.
Bakri, M. (2008). Unifikasi Dalam Pluralisme Hukum Tanah Di Indonesia (Rekonstruksi Konsep Unifikasi Dalam Uupa). Kertha Patrika, 33(1), 1–5. https://doi.org/10.24843/kp.2008.v33.i01.p07
Bedner, A., & Arizona, Y. (2019). Adat in Indonesian Land Law: A Promise for the Future or a Dead End? The Asia Pacific Journal of Anthropology, 20(5), 416–434. https://doi.org/10.1080/14442213.2019.1670246
Cahyana, I. N. (2024). Ada Apa di Balik Belum Berhasinya Reforma Agraria di Indonesia? UNES Law Review, 6(3), 8074–8083.
Clarissha, V. S., Hapsari, R. A., Husna, N. A., & Renaldo, M. A. (2020). Implementasi Reforma Agraria pada Masa Orde Lama dan Reformasi. Wajah Hukum, 4(1), 78. https://doi.org/10.33087/wjh.v4i1.85
Earlene, F., & Djaja, B. (2023). Implikasi kebijakan reforma agraria terhadap ketidaksetaraan kepemilikan tanah melalui lensa hak asasi manusia. Tunas Agraria, 6(2), 152–170. https://doi.org/10.31292/jta.v6i2.223
Fajar, P. P. P., Aloysius, S., & Dinata, H. K. (2024). Implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/PUU-X/2012 terhadap Pengaturan Hutan Adat dan Dampaknya terhadap Hak Masyarakat Adat. Perkara : Jurnal Ilmu Hukum Dan Politik, 2(2 SE-Articles), 39–61. https://doi.org/10.51903/perkara.v2i2.1844
Fitzpatrick, D. (1997). Dispute and Plularism in Modern Indonesian Land Law. Yale Journal of International Law, 22(1), 171–212.
Gunawan. (2014). Ruu Pertanahan: Antara Mandat Dan Pengingkaran Terhadap Uupa 1960. Bhumi : Jurnal Agraria Dan Pertanahan, 39(13), 442–456.
Herrayani, D. G., Soraya, L. F., & Moechtar, O. (2019). Eksistensi Hak Komunal Masyarakat Hukum Adat Dalam Kebijakan Penataan Aset Reforma Agraria. Jurnal Kertha Patrika, 41(3), 286.
Krismantoro, D. (2022). Kebijakan Pencegahan dan Pemberantasan Mafia Tanah: Reforma Agraria di Indonesia. Jurnal Kewarganegaraan, 6(3), 6031–6042.
Lev, D. S. (1962). The Supreme Court and Adat Inheritance Law in Indonesia. The American Journal of Comparative Law, 11(2), 205. https://doi.org/10.2307/838708
Marzuki, P. (2017). Penelitian Hukum. Kencana.
Meckelburg, R., & Wardana, A. (2024). The political economy of land acquisition for development in the public interest: The case of Indonesia. Land Use Policy, 137, 107017. https://doi.org/10.1016/J.LANDUSEPOL.2023.107017
Pradhani, S. I. (2018). Traditional Rights of Indigenous People in Indonesia: Legal Recognition and Court Interpretation. Jambe Law Journal, 1(2), 177–205. https://doi.org/10.22437/jlj.1.2.177-205
Pradhani, S. I. (2021). Pendekatan Pluralisme Hukum dalam Studi Hukum Adat: Interaksi Hukum Adat dengan Hukum Nasional dan Internasional. Undang: Jurnal Hukum, 4(1), 81–124. https://doi.org/10.22437/ujh.4.1.81-124
Priambodo, B. (2018). Positioning Adat Law in the Indonesia’s Legal System: Historical Discourse and Current Development on Customary Law. Udayana Journal of Law and Culture, 2(2), 140. https://doi.org/10.24843/ujlc.2018.v02.i02.p02
Rafiqi, Ok . Saidin, M. Yamin Lubis, & Edy Ikhsan. (2023). Analysis of Legal Considerations of Court Institutions in Deciding Cases Related To Grant Sultan Land in Indonesia. Russian Law Journal, 11(2), 1–10. https://doi.org/10.52783/rlj.v11i2.505
Saimar, H. A., Fendri, A., & Fatimah, T. (2024). Jalan Terjal Redistribusi Tanah Menuju Pemerataan Kepemilikan Hak Atas Tanah di Kabupaten Pasaman. Tunas Agraria, 7(2), 183–200. https://doi.org/10.31292/jta.v7i2.299
Sulistyaningsih, R. (2021). Reforma Agraria Di Indonesia. Perspektif, 26(1), 57–64. https://doi.org/10.30742/perspektif.v26i1.753
Sutadi, R. D., Luthfi, A. N., & Mujiburrohman, D. A. (2018). Kebijakan Reforma Agraria di Indonesia (Kajian Komparatif Tiga Periode Pelaksanaan: Orde Lama Orde Baru, dan Orde Reformasi). Tunas Agraria, 1(1). https://doi.org/10.31292/jta.v1i1.11
Warman, K. (2018). Perkembangan Pengaturan Pertanahan “Rapat Dengar Pendapat Umum dalam Pembahasan RUU Pertanahan.”
Widodo, S. (2017). A critical review of indonesia’s agrarian reform policy. Journal of Regional and City Planning, 28(3), 204–218. https://doi.org/10.5614/jrcp.2017.28.3.4
Wulandari, & Winarsih cahya. (2024). Implementation of Free, Prior and Informed Concent Principles Towards Utilization of Natural Resources in Indonesian Regulartory Framework. Annual Review of Legal Studies, 1(2). https://doi.org/https://doi.org/10.15294/arls.vol1i2.6136
Yostina, M. (2016). Hak Komunal Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat di Indonesia. 4, 1–23.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Tandori, V. Hari Supriyanto

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.











